Menghadapi pencairan lapisan salju di kutub dan dampaknya yang kian memburuk, para pakar iklim pada KTT Iklim PBB, Senin mendesak perlunya tindakan segera menuju sebuah pakta internasional baru untuk memangkas kenaikan suhu bumi yang menakutkan.
Tujuan utama pada KTT yang akan berlangsung selama dua minggu tersebut yang diikuti oleh delegasi hampir dari 190 negara di dunia akan berusaha membujuk Amerika Serikat untuk menyetujui pengurangan emisi karbon dioksida dan efek-efek rumah kaca lainnya.
Walaupun delegasi Amerika Serikat menyatakan tidak ada halangan untuk menandatangai perjanjian emisi, Washington tetap menolak untuk mendukung upaya banyak negara lain, seperti pengurangan emisi oleh negara-negara kaya dan berusaha membatasi peningkatan temperatur global.
Posisi Amerika Serikat agak terpojok hari Senin lalu ketika Perdana Menteri Australia yang baru, menandatangi ratifikasi pakta iklim Kyoto Protocol. Langkah ini membuat Amerika Serikat, pemasok utama efek-efek rumah kaca dan emisi gas menjadi satu-satunya negara yang tidak mau meratifikasi pakta iklim tersebut.
Pemimpin KTT Iklim mendesak para delegasi untuk segera memerangi perubahan iklim global.
"The eyes of the world are upon you. There is a huge responsibility for Bali to deliver," kata Yvo de Boer, Sekjen KTT Iklim. "The world now expects a quantum leap forward."
KTT Iklim di Bali akan mengawali global momentum untuk menarik action yang dramatis untuk menghentikan perubahan temperatur dunia (global warming) yang dikatakan para ilmuwan dapat berdampak tenggelamnya pantai dan pulau-pulau oleh samudra, melenyapkan spesies-spesies, menghancurkan pertumbuhan ekonomi dan memicu bencana alam.
KTT iklim Bali adalah KTT pertama sejak mantan wapres Amerika Serikat Al Gore (yang kan datang minggu depan) dan dewan ilmiah PBB memenangkan hadiah Nobel di bulan Oktober lalu untuk jasa-jasa mereka terhadap lingkungan hidup.
Tujuan jangka pendek adalah negosiasi menuju sebuah pakta baru untuk menggantikan Kyoto Protocol yang akan habis masa berlakunya pada tahun 2012, dan merencanakan agenda dan batas waktu untuk pembicaraan lebih lanjut. PBB mengharapkan protokol baru segera dibicarakan sebelum tahun 2009 agar dapat menggantikan protokol Kyoto pada waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar